Welcome to My Website

Melalui media ini kami mengajak anda untuk Belajar Bersama dan Besama Belajar mengenai banyak hal.

Kolom Tutorial

Diposting oleh Pondok Mahalona Selasa, 03 November 2009 0 komentar

Hanya Satu kata, MEMALUKAN

Pada saat kita sedang khusyu berpuasa, rakyat sedang menjerit mengenai pendidikan yang semakin mahal, eh..mahasiswa UNM Makassar (ex IKIP Negri Makassar).Apapun alasannya, tawuran antara sesame mahasiswa yang dikenal sebagai masyarakat intelektual SANGAT MENJIJIKKAN, terlebih UNM sebagai institusi negeri yang dibiayai oleh Negara yang notabenenya adalah UANG RAKYAT. Yang ditayangkan di TPI Rabu sekitar Pukul 17.00 sepertinya bukan mahasiswa, tapi preman kampus yang dengan bangganya mengacung-acungkan parang panjang dan senjata rakitan (Papporo).
Tahun 90-an hingga 98-an, yang sering tawuran adalah mahasiswa UNHAS, tapi tahun 2000-an yang jadi bintang tawuran adalah UNM. Sebelum berubah jadi universitas mahasiswa IKIP saat itu dikenal santun, lugu dan tidak begitu modis, maklum IKIP merupakan pilihan kesekian bagi calon mahasiswa saat itu, terutama bagi mereka yang dari UNPTN. Selain jadi dosen, menjadi guru oleh sebagian anak muda tidak begitu membanggakan, padahal sungguh mulia tugas guru. Gurulah yang membuat kita menjadi pintar bahkan lebih pintar dari mereka.
Dari pengamatan saya, setelah sekian lama menjadi mahasiswa kelas II, begitu pula dosen-dosennya (dibandingkan UNHAS), metamorfosa IKIP (sekolah guru) menjadi UNM membuat euphoria indentitas dari sebagian masiswa UNM, terutama mereka yang merupakan angkatan yang tidak pernah merasakan masa sebagai mahasiswa IKIP. Timbul persaan ingin melepaskan stigma subordinasi UNHAS sebagai sesama mahasiswa universitas negeri, Keinginan tersebut teraktualisasi dengan berbagai macam gerakan dilakukan, mulai dari demo yang berlebihan bahkan kadang tidak rasional. Sedikit-sekidit demo, sedikit-sekidit demo demo kok cuma sedikit… tawuran bak ninja, bentrok dengan sekumpulan supir angkutan umum/pete-pete (mungkin isi kepalanya sama……).